Percaya atau tidak, sikap kita adalah cermin masa lampau kita, pembicara kita di masa sekarang dan merupakan peramal bagi masa depan kita. Maksudnya apa ? Ya, bahwa kondisi masalu, sekarang dan masa depan kita dapat tercermin dari bagaimana sikap kita sehari-hari. Camkan satu hal, sikap kita merupakan sahabat yang paling setia, namun juga bisa menjadi musuh yang paling berbahaya.
W.W. Ziege pernah berkata.” Tak aka nada yang dapat menghentikan orang yang bermental positif untuk mencapai tujuannya. Sebaliknya, tak ada sesuatupun di dunia ini yang dapat membantu seorang yang sudah bermental negative.
Jika kita seorang yang berpikiran positif, kita pasti mamapu menghasilkan sesuatu. Kita akan lebih banyak berkreasi daripada bereaksi. Jelasnya, kita lebih berkonsentrasi untuk berjuang mencapai tujuan-tujuan yang positif daripada terus saja memikirkan hal-hal negative yang mungkin saja terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kehidupan dan kebahagian seseorang tidaklah bisa diukur dengan ukuran gelar kesarjanaan, kedudukan maupun latar belakang keluarg. Yang dilihat adalah bagaimana cara berpikir orang itu. Memang kesuksesan kita lebih banyak dipengaruhi oleh cara kita berpikir.
Ingat perkataan Robert J. Hasting,” Tempat dan keadaan tidak menjamin kebahagiaan. Kita sendirilah yang harus memutuskan apakah kita ingin bahagia atau tidak. Dan begitu kita mengambil keputusan, maka kebahagiaan itu akan datang.”
Dengan bersikap positif bukan berarti telah menjamin tercapainya suatu keberhasilan. Namun, bila sikap kita positif, setidak-tidaknya kita sudah berada di jalan menuju keberhasilan. Berhasil atau tidaknya kita nantinya ditentukan oleh apa yang kita lakukan di sepanjang jalan yang kita lalui tersebut.
Dari beberapa buku terdapat beberapa tips berikut terbukti cukup membantu. Cobalah untuk menjalankan kegiatan-kegiatan berikut ini sebanyak mungkin dalam hidup kita. Sebagaimana untuk mencapai hal-hal lainnya, untuk menjadi orang yang berpikiran positif, prosesnya harus dilakukan secara terus-menerus :
1. Pilihlah sebuah kutipan yang bernada positif setiap minggunya dan tulislah kutipan tadi pada selembar kartu berukuran 3 x 5. Bawalah kartu tadi setiap hari selama seminggu. Baca dan camkanlah kutpan tadi secara berkala dalam sehari dan jadikan afirmasi. Misalnya di meja kerja Anda, didashboard mobil, atau di cermin kamar mandi. Jadikanlah setiap kutipan tersebut bagian pemikiran Anda selama seminggu itu.
Contoh :
“Seorang pemimpin yang baik adalah yang bisa membesarkan semangat dan harapan-harapan kepada anak buahnya (Napoleon Bonaparte)
“Hari ini saya ingin menolong orang sebanyak mungin “( Harry Bullis)
2. Pilihlah seseorang yang dalam hidup Anda yang Anda anggap berpikiran negative. Cobalah cari hal-hal yang positif dalam diri orang itu dan ubahlah pikiran-pikiran negative Anda mengenai orang tersebut dengan hal-hal positif tadi. Sebagai orang yang beragama, tolong do’akan pula orang tersebut dengan hal-hal positif tadi dan mohonlah agar Tuhan menolongnya.
3. Pilih satu hari istimewa dalam seminggu dan jadikanlah dari itu sebagai “hari10”. Bagunlah pada pagi hari dan yakinlah bahwa setiap orang yang akan Anda temui bernilai “10”, dan perlakukanlah mereka secara demikian. Anda pasti akan heran sendiri melihat tanggapan yang akan Anda peroleh dari orang-orang yang selama ini Anda anggap remeh.
4. Tandai suatu hari dalam seminggu sebagai “hari berpikiran positif”. Hapuslah kata-kata”tidak dapat,” “tidak pernah,” atau kata-kata lain yang senada, usahakan agar Anda menemukan cara untuk mengatakan apa yang bisa Anda lakukan.
5. Paling tidak sekali dalam seminggu, carilah suatu kesempatan untuk bisa memberi kepada orang lain dengan tulus. Lakukanlah suatu yang khusus pada suami/istri ataupun anak-anak Anda. Berbuatlah suatu kebaikan pada seseorang yang belum Anda kenal.
Siapa yang ingin sukses ?
Kuncinya jangan pernah sekali-kali berpikiran negative !
Buang jauh-jauh hal-hal negative ; juga kalimat-kalimat negative dari pikiran Anda!
Jangan pernah ada lagi kalimat-kalimat seperti :
Pasti gagal ;
Kami belum pernah melakukannya ;
Kami tak sanggup melakukannya ;
Saya belum siap melakukannya ;
Itu buka tanggung jawab kami.
Cahaya Wanita
Tuesday, September 6, 2016
APAKAH ASERTIF ITU ? PENTINGKAH ASERTIF ITU ?
Asertif
Asertif adalah kemampuan untuk mengomunikasikan pikiran, perasaan dan keinginan secara jujur pada orang lain tanpa merugikan orang lain.
Apabila kita mampu mengungkapkan perasaan negatif (marah, jengkel) secara jujur sesuai dengan apa yang kita rasakan tanpa menyalahkan orang lain, maka kita telah mampu berperilaku asertif. Berperilaku asertif, tidak hanya terbatas untuk mengungkapkan perasaan yang positif (senang) tetapi juga yang negatif.
AGRESIF : lawan dari asertif = perilaku menyerang orang lain dengan kata-kata yang kasar, mempermalukan, merendahkan, melecehkan, menyalahkan, marah-marah yang cenderung merugikan orang lain.
NON ASERTIF : tidak mengekspresikan pikiran dan perasaan pada orang lain dengan tidak mengatakan apapun dan menggerutu dalam hati yang sama sekali tidak dipahami oleh orang lain.
Karakteristik Orang Asertif
Orang yang berperilaku asertif memiliki karakteristik antara lain :
1. Mampu dan terbiasa mengekspresikan pikiran dan perasaan pada orang lain.
2. Meminta pertolongan pada orang lain pada saat membutuhkan pertolongan.
3. Sering bertanya pada orang lain pada saat sedang bingung.
4. Pada saat berbeda pendapat dengan orang lain, mampu mengungkapkan pendapatnya secara jujur dan terbuka.
5. Memandang wajah orang yang diajak bicara pada saat berbicara dengannya.
6. Pada saat tidak ingin melakukan sesuatu pekerjaan, mampu berkata tidak.
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Asertif
Faktor pengalaman masa kanak-kanak. Faktor tersebut dapat mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan orang lain :
1. Apabila pada masa kanak-kanak terbiasa takut untuk mengungkapkan apa yang kita rasakan karena takut orang lain tidak menyukai kita dan takut mengecewakan orang lain, maka hal ini dapat mengakibatkan kita berperilaku non asertif ketika dewasa.
2. Bila pada masa kanak-kanak, kita terbiasa meluapkan emosi tanpa kontrol maka hal ini mengakibatkan kita berperilaku agresif ketika dewasa.
3 Pola Interaksi
Ada 3 pola interaksi yang terbentuk sebagai hasil pengalaman pada masa kanak-kanak, yaitu :
1. I’m not OK – You’re OK
Saya tidak OK – kamu OK, maksudnya adalah : saya harus yakin bahwa apa yang saya katakan tidak akan menyinggung perasaanmu. Pola interaksi ini merupakan perilaku non asertif, karena membiarkan diri kita pasif dengan alasan takut mengecewakan orang lain.
2. I’m OK – You’re not OK
Saya OK – kami tidak OK. Maksudnya : orang lain patut mendapatkan kemarahan dan hinaan dari saya. Pola ini merupakan perilaku agresif, karena bila kita membuat orang lain tidak nyaman dengan apa yang telah kita katakan.
3. I’m OK – You’re OK
Saya OK – kamu OK. Maksudnya : saya bebas mengungkapkan apa yang saya rasakan dan saya bertanggung jawab terhadap perasaan saya. Pola interaksi ini merupakan perilaku asertif karena kita bebas mengungkapkan apa yang kita rasakan tanpa membuat orang lain merasa tidak nyaman.
Dampak Perilaku Asertif
Perilaku asertif seseorang dapat menimbulkan dampak seperti :
1. Tidak membiarkan orang lain mengambil manfaat dari kondisi yang kita alami, dan orang lain juga memiliki kebebasan untuk mengungkapkan apa yang dirasakan.
2. Tidak berperilaku agresif pada orang lain, bahkan menerima kehadiran orang lain dengan sikap terbuka.
3. Kedua belah pihak yang berkomunikasi merasa nyaman, tidak ada yang ingin menyakiti lawan bicaranya dan tidak ada yang merasa disakiti hatinya.
4. Tidak ada pihak yang merasa disalahkan dan dihina oleh keberadaan emosi negatif yang dirasakan oleh lawan bicaranya.
5. Lawan bicara tidak terpancing untuk memberikan respons emosional.
Cara Menumbuhkan Perilaku Asertif
Beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain :
1. Berusahalah dan biasakanlah berbicara dengan rasa percaya diri.
2. Berusahalah dan biasakanlah mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan jelas pada orang lain.
3. Biasakanlah memandang wajah orang yang Anda ajak bicara.
4. Biasakanlah mengungkapkan pendapat kita secara jujur dan terbuka pada orang lain.
5. Apabila Anda tidak ingin melakukan suatu pekerjaan maka katakan “tidak” (dengan kata-kata, nada, alasan yang bisa dimengerti serta diawali “maaf”).
6. Responslah emosi Anda dengan cara yang sehat untuk menghindari perilaku agresif.
Beberapa Langkah untuk Merespons Emosi Secara Sehat
1. Sadarilah emosi Anda, perhatikan emosi apa yang Anda rasakan. Misalnya : Apakah Anda takut? Apakah Anda senang?
2. Akuilah emosi Anda : Perhatikan emosi apa yang Anda rasakan dan kira-kira seberapa kuat.
3. Selidikilah emosi Anda tersebut tanpa ada penilaian. Katakan “Saya merasa terlalu tegang, jangan-jangan saya akan mengatakan hal-hal yang sebenarnya tidak ingin untuk dikatakan”.
Asertif adalah kemampuan untuk mengomunikasikan pikiran, perasaan dan keinginan secara jujur pada orang lain tanpa merugikan orang lain.
Apabila kita mampu mengungkapkan perasaan negatif (marah, jengkel) secara jujur sesuai dengan apa yang kita rasakan tanpa menyalahkan orang lain, maka kita telah mampu berperilaku asertif. Berperilaku asertif, tidak hanya terbatas untuk mengungkapkan perasaan yang positif (senang) tetapi juga yang negatif.
AGRESIF : lawan dari asertif = perilaku menyerang orang lain dengan kata-kata yang kasar, mempermalukan, merendahkan, melecehkan, menyalahkan, marah-marah yang cenderung merugikan orang lain.
NON ASERTIF : tidak mengekspresikan pikiran dan perasaan pada orang lain dengan tidak mengatakan apapun dan menggerutu dalam hati yang sama sekali tidak dipahami oleh orang lain.
Karakteristik Orang Asertif
Orang yang berperilaku asertif memiliki karakteristik antara lain :
1. Mampu dan terbiasa mengekspresikan pikiran dan perasaan pada orang lain.
2. Meminta pertolongan pada orang lain pada saat membutuhkan pertolongan.
3. Sering bertanya pada orang lain pada saat sedang bingung.
4. Pada saat berbeda pendapat dengan orang lain, mampu mengungkapkan pendapatnya secara jujur dan terbuka.
5. Memandang wajah orang yang diajak bicara pada saat berbicara dengannya.
6. Pada saat tidak ingin melakukan sesuatu pekerjaan, mampu berkata tidak.
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Asertif
Faktor pengalaman masa kanak-kanak. Faktor tersebut dapat mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan orang lain :
1. Apabila pada masa kanak-kanak terbiasa takut untuk mengungkapkan apa yang kita rasakan karena takut orang lain tidak menyukai kita dan takut mengecewakan orang lain, maka hal ini dapat mengakibatkan kita berperilaku non asertif ketika dewasa.
2. Bila pada masa kanak-kanak, kita terbiasa meluapkan emosi tanpa kontrol maka hal ini mengakibatkan kita berperilaku agresif ketika dewasa.
3 Pola Interaksi
Ada 3 pola interaksi yang terbentuk sebagai hasil pengalaman pada masa kanak-kanak, yaitu :
1. I’m not OK – You’re OK
Saya tidak OK – kamu OK, maksudnya adalah : saya harus yakin bahwa apa yang saya katakan tidak akan menyinggung perasaanmu. Pola interaksi ini merupakan perilaku non asertif, karena membiarkan diri kita pasif dengan alasan takut mengecewakan orang lain.
2. I’m OK – You’re not OK
Saya OK – kami tidak OK. Maksudnya : orang lain patut mendapatkan kemarahan dan hinaan dari saya. Pola ini merupakan perilaku agresif, karena bila kita membuat orang lain tidak nyaman dengan apa yang telah kita katakan.
3. I’m OK – You’re OK
Saya OK – kamu OK. Maksudnya : saya bebas mengungkapkan apa yang saya rasakan dan saya bertanggung jawab terhadap perasaan saya. Pola interaksi ini merupakan perilaku asertif karena kita bebas mengungkapkan apa yang kita rasakan tanpa membuat orang lain merasa tidak nyaman.
Dampak Perilaku Asertif
Perilaku asertif seseorang dapat menimbulkan dampak seperti :
1. Tidak membiarkan orang lain mengambil manfaat dari kondisi yang kita alami, dan orang lain juga memiliki kebebasan untuk mengungkapkan apa yang dirasakan.
2. Tidak berperilaku agresif pada orang lain, bahkan menerima kehadiran orang lain dengan sikap terbuka.
3. Kedua belah pihak yang berkomunikasi merasa nyaman, tidak ada yang ingin menyakiti lawan bicaranya dan tidak ada yang merasa disakiti hatinya.
4. Tidak ada pihak yang merasa disalahkan dan dihina oleh keberadaan emosi negatif yang dirasakan oleh lawan bicaranya.
5. Lawan bicara tidak terpancing untuk memberikan respons emosional.
Cara Menumbuhkan Perilaku Asertif
Beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain :
1. Berusahalah dan biasakanlah berbicara dengan rasa percaya diri.
2. Berusahalah dan biasakanlah mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan jelas pada orang lain.
3. Biasakanlah memandang wajah orang yang Anda ajak bicara.
4. Biasakanlah mengungkapkan pendapat kita secara jujur dan terbuka pada orang lain.
5. Apabila Anda tidak ingin melakukan suatu pekerjaan maka katakan “tidak” (dengan kata-kata, nada, alasan yang bisa dimengerti serta diawali “maaf”).
6. Responslah emosi Anda dengan cara yang sehat untuk menghindari perilaku agresif.
Beberapa Langkah untuk Merespons Emosi Secara Sehat
1. Sadarilah emosi Anda, perhatikan emosi apa yang Anda rasakan. Misalnya : Apakah Anda takut? Apakah Anda senang?
2. Akuilah emosi Anda : Perhatikan emosi apa yang Anda rasakan dan kira-kira seberapa kuat.
3. Selidikilah emosi Anda tersebut tanpa ada penilaian. Katakan “Saya merasa terlalu tegang, jangan-jangan saya akan mengatakan hal-hal yang sebenarnya tidak ingin untuk dikatakan”.
PERLUKAH KALIAN MENGATUR WAKTU ?
Manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas waktu. Mengelola waktu belajar bukan berarti kehilangan waktu luang untuk bersenang-senang. Bukan pula berarti bahwa waktu dalam 24 jam per hari harus dihabiskan untuk belajar. Justru sebaliknya, prinsip utama dari pengelolaan waktu secara efektif adalah pembagian waktu yang efektif untuk kegiatan-kegiatan yang meliputi : waktu untuk belajar, waktu untuk bekerja dan kegiatan sosial maupun waktu bagi diri sendiri untuk bersantai.
Betapa seringnya kita mendengar pepatah yang mengatakan Waktu Adalah Uang. Tapi sebenarnya berapa banyak diantara kita yang benar-benar dapat memanfaatkan waktu yang kita miliki dengan sebaik-baiknya? Sebenarnya, jika Anda ingin mengatur kehidupan Anda dan membuatnya menyenangkan, sebagai permulaan yang Anda butuhkan adalah mengatur waktu Anda.
Kiat utama untuk mengelola waktu belajar adalah kombinasi dari fleksibilitas dan disiplin. Sering kali jadwal belajar telah disusun, namun kemudian ada kegiatan mendadak yang harus Anda ikuti (misalnya: ada keluarga yang membutuhkan pertolongan Anda).
Prinsip-Prinsip Manajemen Waktu
a. Tujuan adalah kunci utama, gambarkan hasil akhir dengan jelas
Mengatur waktu tanpa memilik rencana dan tujuan justru adalah penghamburan waktu. Begin with the end of things, mulai segalanya dari akhir. Maksudnya? Pikirkan apa hasil akhir yang akan Anda raih dan alami. Banyak orang memanfaatkan waktunya dengan baik setelah melihat hasil akhir dirinya dengan sangat jelas : kematian! Bagaimana dengan Anda? Apa yang ingin Anda semua berikan sebelum malaikat maut datang
menjemput?
b. Be Flexible, Please.. Believe Me!
Jadilah fleksibel. Hidup ini bukanlah seperti matematika, di mana 1 + 1 = 2. Namun terkadang mengharuskan kita menyiapkan plan A, plan B, bahkan sampai Z ! Tak usah terpaku pada to-do list yang Anda buat hari ini. Bersikaplah fleksibel dan buat diri Anda dihormati dengan memberikan waktu untuk menghormati orang lain.
c. Selamatkan Waktu dengan Prioritas
Apabila Anda memiliki to-do list 10 kegiatan yang ingin dilaksanakan, jangan memaksakan semua sehingga kehidupan Anda menjadi kaku. Ambil 3 kegiatan terpenting, di mana selanjutnya adalah optional. Atau 20% kegiatan terpenting dari target Anda hari ini, maka dijamin Anda sudah menyelesaikan 80% dari semuanya, setidaknya untuk mendekati cita-cita Anda. Apa jadinya bila tugas A ditinggalkan, sementara Anda fokus ke tugas C? Di dunia pengembangan diri, dikenal dengan prinsip pareto, hidup menjadi lebih efektif, efisien, dan seimbang.
d. Use Single Handling ; Fokus dalam Satu Waktu
Ketika memutuskan untuk mengerjakan suatu hal penting, maka hindari semua gangguan. Fokus! Matikan handphone, telepon, atau apapun itu yang mengganggu konsentrasi Anda. Dan jangan mengerjakan pekerjaan lain sebelum tuntas (kecuali kalau memang jangka panjang). Maka Anda akan tercengang ketika mengetahui Anda bisa mengerjakan hal kecil hanya selama 20 menit, dari waktu yang biasa Anda habiskan sekitar 1 jam untuk mengerjakan tugas serupa.
e. Refreshing ; Penghematan Jangka Panjang
Jangan memaksa diri Anda untuk terus-menerus mengerjakan tugas. Jangan menganut prinsip bahwa manusia seperti balon tiup yang suatu saat bisa ‘pecah’ saat stress. Namun semua yang tidak seimbang pasti tidak baik. Kalau Anda berpendapat refreshing itu membuang waktu, maka ketika Anda stress berat dan merasa jenuh, maka waktu yang Anda buang menjadi lebih banyak lagi.
f. Prinsip Multitasking
Gambaran mudahnya adalah isilah waktu Anda ketika menunggu, menyetir, dalam perjalanan, atau bahkan ketika memenuhi ‘call of nature’, dengan membaca buku, mendengar kaset ceramah, khotbah, motivasi, atau tips pengembangan diri. Maka waktu Anda akan lebih berarti dibandingkan hanya menunggu tanpa melakukan apapun.
g. Maintenance Balance – Seimbangkan Semuanya!
Ini adalah salah satu prinsip terpenting. Kenapa? Seperti yang sebutkan di atas, bahwa semua yang berjalan tidak seimbang tidak baik. Apa jadinya bila di dunia ini hanya ada siang? Kalau Anda hanya mementingkan karir dengan mengabaikan keluarga, itu tidak ada artinya. Semuanya akan berarti bila Anda unggul di segala aspek, ayah yang baik, berjiwa sosial yang tinggi, attitude yang dicintai, berilmu, karir gemilang, fisik sehat, aqidah (kepercayaan) kokoh, dan lain sebagainya.
h. Dare to be Assertive; Berani untuk bilang ‘tidak’
Ini adalah selera Anda untuk mengatur kapan harus bilang ya, dan kapan harus bilang tidak. Intinya adalah dengan mengatakan tidak pada hal yang tidak urgent dan tidak penting, Anda bisa mengalokasikan waktu untuk kegiatan lain agar lebih seimbang dan tidak membuang waktu Anda.
i. Do it Now !! Don’t Procrastinate Your Activity !
Inilah prinsip terakhir yang juga paling penting. Aspek action dari segala planning yang akan mewujudkan cita-cita Anda. Lakukan semua yang telah Anda rencanakan, selesaikan tugas yang terdata di to-do list Anda. Manfaatkan waktu luang, dan hindari menunda-nunda pekerjaan, sebelum pekerjaan Anda menumpuk dan membuat Anda bingung sendiri.
Langkah-langkah manajemen waktu
Membuat komitmen untuk mengontrol waktumu merupakan langkah pertama bagi manajemen waktu yang sukses. Langkah selanjutnya adalah merencanakan dan memrioritaskan waktu dengan menuliskan tujuan hidup. Manajemen waktu secara tertulis tidak hanya membuat rencana lebih efektif, namun juga akan memperdalam komitmen terhadap tujuan. Secara ideal, seharusnya hanya mempunyai satu sistem perencanaan waktu yang mengikat elemen-elemen berikut ini secara bersama :
a. Gunakan Pensil
Jika kita ingin menjadwal hidup kita, lupakan bolpoint atau sesuatu yang bertinta. Kita akan membuat perubahan-perubahan dalam perencanaan karena itu sebuah pensil dapat lebih menolong membuat perubahan tersebut tanpa bersusah paya mencari tip-ex. penggunaan pensil akan menolong untuk tetap fleksibel saat kita merencanakan waktu. Hidup bisa jadi tak terprediksi dan mengubah-ubah.
b. Gunakan Kalender
Sebuah kalender memberimu pAndangan ke depan yang luas dari seluruh komitmenmu belajar, dakwah, keluarga, pribadi, komunitas dan sosial. Masukan janji baru, kejadian, pertemuan, deadline suatu pekerjaan, juga tanggal ketika kamu merencanakan untuk memulai sesuatu dengan baik. Untuk menghindari terlalu banyak penjadwalan, pastikan kalendermu siap diakses setiap waktu, ketika di sekolah atau di kampus, rumah, dan ketika dalam perjalanan.
c. Rencanakan Akativitas Mingguan Anda
Luangkan waktu seminggu sekali untuk menjadwalkan janji, komitmen belajar, tugas, waktu pribadi, waktu keluarga, dan lain-lainnya dalam perencanaan satu minggu ke depan. Bermurah hatilah dalam estimasi waktu untuk penyelesaian tugas dan rancanglah deadline yang layak. Berpikir realistislah mengenai waktu.
d. Buatlah daftar kerja harian Anda
Sebuah daftar kerja bisa jadi sangat bernilai untuk menolong kita mengendalikan waktu, tentu di samping sebuah kalender. Sebuah daftar kerja memberi pAndangan sekilas terhadap apa saja yang kita butuhkan.
Orang lain merasa bahwa daftar kerja merupakan pembuangan waktu yang tidak efisien. Tapi, jika digunakan secara benar, daftar kerja ini mampu :
1. Meminimalisasi kebingungan karena adanya pengkategorian prioritas kegiatan serta jelasnya tujuan akhir
2. Menjaga acara-acara kurang penting yang senantiasa harus diwaspadai
3. Meningkatkan kemampuan Anda dalam mengingat karena ketika kamu harus menuliskan segala seuatu, pikiran Anda pun akan aktif bekerja
4. Menolong Anda memrioritaskan aktivitas.
Seorang pemikir pernah menyatakan ada 10 hal yang bisa membuat kita kehilangan waktu, yaitu:
1. Telepon
2. Konflik
3. Penangguhan
4. Tak menemukan apa yang dicari
5. Ingin segalanya sempurna
6. Pertemuan
7. Urutan kegiatan yang terbalik
8. Gangguan
9. Interupsi
10. Kertas kerja yang kecil-kecil
Terlihat seperti hal yang sederhana dari 10 hal di atas dan sering beberapa hal yang tidak sengaja atau disadari kita telah melakukannya setiap hari. Ketika kita konsentrasi bekerja tiba-tiba ada kawan kita yang telepon dan karena terlalu asik berbincang hingga kita lupa waktu, atau tanpa sengaja kita selalu menulis catatan yang penting di kertas yang kecil atau di lembar-lembar yang berbeda sehingga ketika kita memerlukannya membutuhkan waktu untuk mencarinya.
Betapa seringnya kita mendengar pepatah yang mengatakan Waktu Adalah Uang. Tapi sebenarnya berapa banyak diantara kita yang benar-benar dapat memanfaatkan waktu yang kita miliki dengan sebaik-baiknya? Sebenarnya, jika Anda ingin mengatur kehidupan Anda dan membuatnya menyenangkan, sebagai permulaan yang Anda butuhkan adalah mengatur waktu Anda.
Kiat utama untuk mengelola waktu belajar adalah kombinasi dari fleksibilitas dan disiplin. Sering kali jadwal belajar telah disusun, namun kemudian ada kegiatan mendadak yang harus Anda ikuti (misalnya: ada keluarga yang membutuhkan pertolongan Anda).
Prinsip-Prinsip Manajemen Waktu
a. Tujuan adalah kunci utama, gambarkan hasil akhir dengan jelas
Mengatur waktu tanpa memilik rencana dan tujuan justru adalah penghamburan waktu. Begin with the end of things, mulai segalanya dari akhir. Maksudnya? Pikirkan apa hasil akhir yang akan Anda raih dan alami. Banyak orang memanfaatkan waktunya dengan baik setelah melihat hasil akhir dirinya dengan sangat jelas : kematian! Bagaimana dengan Anda? Apa yang ingin Anda semua berikan sebelum malaikat maut datang
menjemput?
b. Be Flexible, Please.. Believe Me!
Jadilah fleksibel. Hidup ini bukanlah seperti matematika, di mana 1 + 1 = 2. Namun terkadang mengharuskan kita menyiapkan plan A, plan B, bahkan sampai Z ! Tak usah terpaku pada to-do list yang Anda buat hari ini. Bersikaplah fleksibel dan buat diri Anda dihormati dengan memberikan waktu untuk menghormati orang lain.
c. Selamatkan Waktu dengan Prioritas
Apabila Anda memiliki to-do list 10 kegiatan yang ingin dilaksanakan, jangan memaksakan semua sehingga kehidupan Anda menjadi kaku. Ambil 3 kegiatan terpenting, di mana selanjutnya adalah optional. Atau 20% kegiatan terpenting dari target Anda hari ini, maka dijamin Anda sudah menyelesaikan 80% dari semuanya, setidaknya untuk mendekati cita-cita Anda. Apa jadinya bila tugas A ditinggalkan, sementara Anda fokus ke tugas C? Di dunia pengembangan diri, dikenal dengan prinsip pareto, hidup menjadi lebih efektif, efisien, dan seimbang.
d. Use Single Handling ; Fokus dalam Satu Waktu
Ketika memutuskan untuk mengerjakan suatu hal penting, maka hindari semua gangguan. Fokus! Matikan handphone, telepon, atau apapun itu yang mengganggu konsentrasi Anda. Dan jangan mengerjakan pekerjaan lain sebelum tuntas (kecuali kalau memang jangka panjang). Maka Anda akan tercengang ketika mengetahui Anda bisa mengerjakan hal kecil hanya selama 20 menit, dari waktu yang biasa Anda habiskan sekitar 1 jam untuk mengerjakan tugas serupa.
e. Refreshing ; Penghematan Jangka Panjang
Jangan memaksa diri Anda untuk terus-menerus mengerjakan tugas. Jangan menganut prinsip bahwa manusia seperti balon tiup yang suatu saat bisa ‘pecah’ saat stress. Namun semua yang tidak seimbang pasti tidak baik. Kalau Anda berpendapat refreshing itu membuang waktu, maka ketika Anda stress berat dan merasa jenuh, maka waktu yang Anda buang menjadi lebih banyak lagi.
f. Prinsip Multitasking
Gambaran mudahnya adalah isilah waktu Anda ketika menunggu, menyetir, dalam perjalanan, atau bahkan ketika memenuhi ‘call of nature’, dengan membaca buku, mendengar kaset ceramah, khotbah, motivasi, atau tips pengembangan diri. Maka waktu Anda akan lebih berarti dibandingkan hanya menunggu tanpa melakukan apapun.
g. Maintenance Balance – Seimbangkan Semuanya!
Ini adalah salah satu prinsip terpenting. Kenapa? Seperti yang sebutkan di atas, bahwa semua yang berjalan tidak seimbang tidak baik. Apa jadinya bila di dunia ini hanya ada siang? Kalau Anda hanya mementingkan karir dengan mengabaikan keluarga, itu tidak ada artinya. Semuanya akan berarti bila Anda unggul di segala aspek, ayah yang baik, berjiwa sosial yang tinggi, attitude yang dicintai, berilmu, karir gemilang, fisik sehat, aqidah (kepercayaan) kokoh, dan lain sebagainya.
h. Dare to be Assertive; Berani untuk bilang ‘tidak’
Ini adalah selera Anda untuk mengatur kapan harus bilang ya, dan kapan harus bilang tidak. Intinya adalah dengan mengatakan tidak pada hal yang tidak urgent dan tidak penting, Anda bisa mengalokasikan waktu untuk kegiatan lain agar lebih seimbang dan tidak membuang waktu Anda.
i. Do it Now !! Don’t Procrastinate Your Activity !
Inilah prinsip terakhir yang juga paling penting. Aspek action dari segala planning yang akan mewujudkan cita-cita Anda. Lakukan semua yang telah Anda rencanakan, selesaikan tugas yang terdata di to-do list Anda. Manfaatkan waktu luang, dan hindari menunda-nunda pekerjaan, sebelum pekerjaan Anda menumpuk dan membuat Anda bingung sendiri.
Langkah-langkah manajemen waktu
Membuat komitmen untuk mengontrol waktumu merupakan langkah pertama bagi manajemen waktu yang sukses. Langkah selanjutnya adalah merencanakan dan memrioritaskan waktu dengan menuliskan tujuan hidup. Manajemen waktu secara tertulis tidak hanya membuat rencana lebih efektif, namun juga akan memperdalam komitmen terhadap tujuan. Secara ideal, seharusnya hanya mempunyai satu sistem perencanaan waktu yang mengikat elemen-elemen berikut ini secara bersama :
a. Gunakan Pensil
Jika kita ingin menjadwal hidup kita, lupakan bolpoint atau sesuatu yang bertinta. Kita akan membuat perubahan-perubahan dalam perencanaan karena itu sebuah pensil dapat lebih menolong membuat perubahan tersebut tanpa bersusah paya mencari tip-ex. penggunaan pensil akan menolong untuk tetap fleksibel saat kita merencanakan waktu. Hidup bisa jadi tak terprediksi dan mengubah-ubah.
b. Gunakan Kalender
Sebuah kalender memberimu pAndangan ke depan yang luas dari seluruh komitmenmu belajar, dakwah, keluarga, pribadi, komunitas dan sosial. Masukan janji baru, kejadian, pertemuan, deadline suatu pekerjaan, juga tanggal ketika kamu merencanakan untuk memulai sesuatu dengan baik. Untuk menghindari terlalu banyak penjadwalan, pastikan kalendermu siap diakses setiap waktu, ketika di sekolah atau di kampus, rumah, dan ketika dalam perjalanan.
c. Rencanakan Akativitas Mingguan Anda
Luangkan waktu seminggu sekali untuk menjadwalkan janji, komitmen belajar, tugas, waktu pribadi, waktu keluarga, dan lain-lainnya dalam perencanaan satu minggu ke depan. Bermurah hatilah dalam estimasi waktu untuk penyelesaian tugas dan rancanglah deadline yang layak. Berpikir realistislah mengenai waktu.
d. Buatlah daftar kerja harian Anda
Sebuah daftar kerja bisa jadi sangat bernilai untuk menolong kita mengendalikan waktu, tentu di samping sebuah kalender. Sebuah daftar kerja memberi pAndangan sekilas terhadap apa saja yang kita butuhkan.
Orang lain merasa bahwa daftar kerja merupakan pembuangan waktu yang tidak efisien. Tapi, jika digunakan secara benar, daftar kerja ini mampu :
1. Meminimalisasi kebingungan karena adanya pengkategorian prioritas kegiatan serta jelasnya tujuan akhir
2. Menjaga acara-acara kurang penting yang senantiasa harus diwaspadai
3. Meningkatkan kemampuan Anda dalam mengingat karena ketika kamu harus menuliskan segala seuatu, pikiran Anda pun akan aktif bekerja
4. Menolong Anda memrioritaskan aktivitas.
Seorang pemikir pernah menyatakan ada 10 hal yang bisa membuat kita kehilangan waktu, yaitu:
1. Telepon
2. Konflik
3. Penangguhan
4. Tak menemukan apa yang dicari
5. Ingin segalanya sempurna
6. Pertemuan
7. Urutan kegiatan yang terbalik
8. Gangguan
9. Interupsi
10. Kertas kerja yang kecil-kecil
Terlihat seperti hal yang sederhana dari 10 hal di atas dan sering beberapa hal yang tidak sengaja atau disadari kita telah melakukannya setiap hari. Ketika kita konsentrasi bekerja tiba-tiba ada kawan kita yang telepon dan karena terlalu asik berbincang hingga kita lupa waktu, atau tanpa sengaja kita selalu menulis catatan yang penting di kertas yang kecil atau di lembar-lembar yang berbeda sehingga ketika kita memerlukannya membutuhkan waktu untuk mencarinya.
Sunday, September 4, 2016
CARA MENGATUR WAKTU MU AGAR BISA SUKSES !!!
APA SIH MENEJEMEN WAKTU ITU ?
Manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas waktu. Mengelola waktu belajar bukan berarti kehilangan waktu luang untuk bersenang-senang. Bukan pula berarti bahwa waktu dalam 24 jam per hari harus dihabiskan untuk belajar. Justru sebaliknya, prinsip utama dari pengelolaan waktu secara efektif adalah pembagian waktu yang efektif untuk kegiatan-kegiatan yang meliputi : waktu untuk belajar, waktu untuk bekerja dan kegiatan sosial maupun waktu bagi diri sendiri untuk bersantai. Betapa seringnya kita mendengar pepatah yang mengatakan Waktu Adalah Uang. Tapi sebenarnya berapa banyak diantara kita yang benar-benar dapat memanfaatkan waktu yang kita miliki dengan sebaik-baiknya? Sebenarnya, jika Anda ingin mengatur kehidupan Anda dan membuatnya menyenangkan, sebagai permulaan yang Anda butuhkan adalah mengatur waktu Anda.
Kiat utama untuk mengelola waktu belajar adalah kombinasi dari fleksibilitas dan disiplin. Sering kali jadwal belajar telah disusun, namun kemudian ada kegiatan mendadak yang harus Anda ikuti (misalnya: ada keluarga yang membutuhkan pertolongan Anda).
2. Prinsip-Prinsip Manajemen Waktu
a. Tujuan adalah kunci utama, gambarkan hasil akhir dengan jelas
Mengatur waktu tanpa memilik rencana dan tujuan justru adalah penghamburan waktu. Begin with the end of things, mulai segalanya dari akhir. Maksudnya? Pikirkan apa hasil akhir yang akan Anda raih dan alami. Banyak orang memanfaatkan waktunya dengan baik setelah melihat hasil akhir dirinya dengan sangat jelas : kematian! Bagaimana dengan Anda? Apa yang ingin Anda semua berikan sebelum malaikat maut datang menjemput?
b. Be Flexible, Please.. Believe Me!
Jadilah fleksibel. Hidup ini bukanlah seperti matematika, di mana 1 + 1 = 2. Namun terkadang mengharuskan kita menyiapkan plan A, plan B, bahkan sampai Z ! Tak usah terpaku pada to-do list yang Anda buat hari ini. Bersikaplah fleksibel dan buat diri Anda dihormati dengan memberikan waktu untuk menghormati orang lain.
c. Selamatkan Waktu dengan Prioritas
Apabila Anda memiliki to-do list 10 kegiatan yang ingin dilaksanakan, jangan memaksakan semua sehingga kehidupan Anda menjadi kaku. Ambil 3 kegiatan terpenting, di mana selanjutnya adalah optional. Atau 20% kegiatan terpenting dari target Anda hari ini, maka dijamin Anda sudah menyelesaikan 80% dari semuanya, setidaknya untuk mendekati cita-cita Anda. Apa jadinya bila tugas A ditinggalkan, sementara Anda fokus ke tugas C? Di dunia pengembangan diri, dikenal dengan prinsip pareto, hidup menjadi lebih efektif, efisien, dan seimbang.
d. Use Single Handling ; Fokus dalam Satu Waktu
Ketika memutuskan untuk mengerjakan suatu hal penting, maka hindari semua gangguan. Fokus! Matikan handphone, telepon, atau apapun itu yang mengganggu konsentrasi Anda. Dan jangan mengerjakan pekerjaan lain sebelum tuntas (kecuali kalau memang jangka panjang). Maka Anda akan tercengang ketika mengetahui Anda bisa mengerjakan hal kecil hanya selama 20 menit, dari waktu yang biasa Anda habiskan sekitar 1 jam untuk mengerjakan tugas serupa.
e. Refreshing ; Penghematan Jangka Panjang
Jangan memaksa diri Anda untuk terus-menerus mengerjakan tugas. Jangan menganut prinsip bahwa manusia seperti balon tiup yang suatu saat bisa ‘pecah’ saat stress. Namun semua yang tidak seimbang pasti tidak baik. Kalau Anda berpendapat refreshing itu membuang waktu, maka ketika Anda stress berat dan merasa jenuh, maka waktu yang Anda buang menjadi lebih banyak lagi.
f. Prinsip Multitasking
Gambaran mudahnya adalah isilah waktu Anda ketika menunggu, menyetir, dalam perjalanan, atau bahkan ketika memenuhi ‘call of nature’, dengan membaca buku, mendengar kaset ceramah, khotbah, motivasi, atau tips pengembangan diri. Maka waktu Anda akan lebih berarti dibandingkan hanya menunggu tanpa melakukan apapun.
g. Maintenance Balance – Seimbangkan Semuanya!
Ini adalah salah satu prinsip terpenting. Kenapa? Seperti yang sebutkan di atas, bahwa semua yang berjalan tidak seimbang tidak baik. Apa jadinya bila di dunia ini hanya ada siang? Kalau Anda hanya mementingkan karir dengan mengabaikan keluarga, itu tidak ada artinya. Semuanya akan berarti bila Anda unggul di segala aspek, ayah yang baik, berjiwa sosial yang tinggi, attitude yang dicintai, berilmu, karir gemilang, fisik sehat, aqidah (kepercayaan) kokoh, dan lain sebagainya.
h. Dare to be Assertive; Berani untuk bilang ‘tidak’
Ini adalah selera Anda untuk mengatur kapan harus bilang ya, dan kapan harus bilang tidak. Intinya adalah dengan mengatakan tidak pada hal yang tidak urgent dan tidak penting, Anda bisa mengalokasikan waktu untuk kegiatan lain agar lebih seimbang dan tidak membuang waktu Anda.
i. Do it Now !! Don’t Procrastinate Your Activity !
Inilah prinsip terakhir yang juga paling penting. Aspek action dari segala planning yang akan mewujudkan cita-cita Anda. Lakukan semua yang telah Anda rencanakan, selesaikan tugas yang terdata di to-do list Anda. Manfaatkan waktu luang, dan hindari menunda-nunda pekerjaan, sebelum pekerjaan Anda menumpuk dan membuat Anda bingung sendiri.
3. Langkah-langkah manajemen waktu
Membuat komitmen untuk mengontrol waktumu merupakan langkah pertama bagi manajemen waktu yang sukses. Langkah selanjutnya adalah merencanakan dan memrioritaskan waktu dengan menuliskan tujuan hidup. Manajemen waktu secara tertulis tidak hanya membuat rencana lebih efektif, namun juga akan memperdalam komitmen terhadap tujuan. Secara ideal, seharusnya hanya mempunyai satu sistem perencanaan waktu yang mengikat elemen-elemen berikut ini secara bersama :
a. Gunakan Pensil
Jika kita ingin menjadwal hidup kita, lupakan bolpoint atau sesuatu yang bertinta. Kita akan membuat perubahan-perubahan dalam perencanaan karena itu sebuah pensil dapat lebih menolong membuat perubahan tersebut tanpa bersusah paya mencari tip-ex. penggunaan pensil akan menolong untuk tetap fleksibel saat kita merencanakan waktu. Hidup bisa jadi tak terprediksi dan mengubah-ubah.
b. Gunakan Kalender
Sebuah kalender memberimu pAndangan ke depan yang luas dari seluruh komitmenmu belajar, dakwah, keluarga, pribadi, komunitas dan sosial. Masukan janji baru, kejadian, pertemuan, deadline suatu pekerjaan, juga tanggal ketika kamu merencanakan untuk memulai sesuatu dengan baik. Untuk menghindari terlalu banyak penjadwalan, pastikan kalendermu siap diakses setiap waktu, ketika di sekolah atau di kampus, rumah, dan ketika dalam perjalanan.
c. Rencanakan Akativitas Mingguan Anda
Luangkan waktu seminggu sekali untuk menjadwalkan janji, komitmen belajar, tugas, waktu pribadi, waktu keluarga, dan lain-lainnya dalam perencanaan satu minggu ke depan. Bermurah hatilah dalam estimasi waktu untuk penyelesaian tugas dan rancanglah deadline yang layak. Berpikir realistislah mengenai waktu.
d. Buatlah daftar kerja harian Anda
Sebuah daftar kerja bisa jadi sangat bernilai untuk menolong kita mengendalikan waktu, tentu di samping sebuah kalender. Sebuah daftar kerja memberi pAndangan sekilas terhadap apa saja yang kita butuhkan.
Orang lain merasa bahwa daftar kerja merupakan pembuangan waktu yang tidak efisien. Tapi, jika digunakan secara benar, daftar kerja ini mampu :
1. Meminimalisasi kebingungan karena adanya pengkategorian prioritas kegiatan serta jelasnya tujuan akhir
2. Menjaga acara-acara kurang penting yang senantiasa harus diwaspadai
3. Meningkatkan kemampuan Anda dalam mengingat karena ketika kamu harus menuliskan segala seuatu, pikiran Anda pun akan aktif bekerja
4. Menolong Anda memrioritaskan aktivitas.
Seorang pemikir pernah menyatakan ada 10 hal yang bisa membuat kita kehilangan waktu, yaitu:
1. Telepon
2. Konflik
3. Penangguhan
4. Tak menemukan apa yang dicari
5. Ingin segalanya sempurna
6. Pertemuan
7. Urutan kegiatan yang terbalik
8. Gangguan
9. Interupsi
10. Kertas kerja yang kecil-kecil
Terlihat seperti hal yang sederhana dari 10 hal di atas dan sering beberapa hal yang tidak sengaja atau disadari kita telah melakukannya setiap hari. Ketika kita konsentrasi bekerja tiba-tiba ada kawan kita yang telepon dan karena terlalu asik berbincang hingga kita lupa waktu, atau tanpa sengaja kita selalu menulis catatan yang penting di kertas yang kecil atau di lembar-lembar yang berbeda sehingga ketika kita memerlukannya membutuhkan waktu untuk mencarinya.
Manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas waktu. Mengelola waktu belajar bukan berarti kehilangan waktu luang untuk bersenang-senang. Bukan pula berarti bahwa waktu dalam 24 jam per hari harus dihabiskan untuk belajar. Justru sebaliknya, prinsip utama dari pengelolaan waktu secara efektif adalah pembagian waktu yang efektif untuk kegiatan-kegiatan yang meliputi : waktu untuk belajar, waktu untuk bekerja dan kegiatan sosial maupun waktu bagi diri sendiri untuk bersantai. Betapa seringnya kita mendengar pepatah yang mengatakan Waktu Adalah Uang. Tapi sebenarnya berapa banyak diantara kita yang benar-benar dapat memanfaatkan waktu yang kita miliki dengan sebaik-baiknya? Sebenarnya, jika Anda ingin mengatur kehidupan Anda dan membuatnya menyenangkan, sebagai permulaan yang Anda butuhkan adalah mengatur waktu Anda.
Kiat utama untuk mengelola waktu belajar adalah kombinasi dari fleksibilitas dan disiplin. Sering kali jadwal belajar telah disusun, namun kemudian ada kegiatan mendadak yang harus Anda ikuti (misalnya: ada keluarga yang membutuhkan pertolongan Anda).
2. Prinsip-Prinsip Manajemen Waktu
a. Tujuan adalah kunci utama, gambarkan hasil akhir dengan jelas
Mengatur waktu tanpa memilik rencana dan tujuan justru adalah penghamburan waktu. Begin with the end of things, mulai segalanya dari akhir. Maksudnya? Pikirkan apa hasil akhir yang akan Anda raih dan alami. Banyak orang memanfaatkan waktunya dengan baik setelah melihat hasil akhir dirinya dengan sangat jelas : kematian! Bagaimana dengan Anda? Apa yang ingin Anda semua berikan sebelum malaikat maut datang menjemput?
b. Be Flexible, Please.. Believe Me!
Jadilah fleksibel. Hidup ini bukanlah seperti matematika, di mana 1 + 1 = 2. Namun terkadang mengharuskan kita menyiapkan plan A, plan B, bahkan sampai Z ! Tak usah terpaku pada to-do list yang Anda buat hari ini. Bersikaplah fleksibel dan buat diri Anda dihormati dengan memberikan waktu untuk menghormati orang lain.
c. Selamatkan Waktu dengan Prioritas
Apabila Anda memiliki to-do list 10 kegiatan yang ingin dilaksanakan, jangan memaksakan semua sehingga kehidupan Anda menjadi kaku. Ambil 3 kegiatan terpenting, di mana selanjutnya adalah optional. Atau 20% kegiatan terpenting dari target Anda hari ini, maka dijamin Anda sudah menyelesaikan 80% dari semuanya, setidaknya untuk mendekati cita-cita Anda. Apa jadinya bila tugas A ditinggalkan, sementara Anda fokus ke tugas C? Di dunia pengembangan diri, dikenal dengan prinsip pareto, hidup menjadi lebih efektif, efisien, dan seimbang.
d. Use Single Handling ; Fokus dalam Satu Waktu
Ketika memutuskan untuk mengerjakan suatu hal penting, maka hindari semua gangguan. Fokus! Matikan handphone, telepon, atau apapun itu yang mengganggu konsentrasi Anda. Dan jangan mengerjakan pekerjaan lain sebelum tuntas (kecuali kalau memang jangka panjang). Maka Anda akan tercengang ketika mengetahui Anda bisa mengerjakan hal kecil hanya selama 20 menit, dari waktu yang biasa Anda habiskan sekitar 1 jam untuk mengerjakan tugas serupa.
e. Refreshing ; Penghematan Jangka Panjang
Jangan memaksa diri Anda untuk terus-menerus mengerjakan tugas. Jangan menganut prinsip bahwa manusia seperti balon tiup yang suatu saat bisa ‘pecah’ saat stress. Namun semua yang tidak seimbang pasti tidak baik. Kalau Anda berpendapat refreshing itu membuang waktu, maka ketika Anda stress berat dan merasa jenuh, maka waktu yang Anda buang menjadi lebih banyak lagi.
f. Prinsip Multitasking
Gambaran mudahnya adalah isilah waktu Anda ketika menunggu, menyetir, dalam perjalanan, atau bahkan ketika memenuhi ‘call of nature’, dengan membaca buku, mendengar kaset ceramah, khotbah, motivasi, atau tips pengembangan diri. Maka waktu Anda akan lebih berarti dibandingkan hanya menunggu tanpa melakukan apapun.
g. Maintenance Balance – Seimbangkan Semuanya!
Ini adalah salah satu prinsip terpenting. Kenapa? Seperti yang sebutkan di atas, bahwa semua yang berjalan tidak seimbang tidak baik. Apa jadinya bila di dunia ini hanya ada siang? Kalau Anda hanya mementingkan karir dengan mengabaikan keluarga, itu tidak ada artinya. Semuanya akan berarti bila Anda unggul di segala aspek, ayah yang baik, berjiwa sosial yang tinggi, attitude yang dicintai, berilmu, karir gemilang, fisik sehat, aqidah (kepercayaan) kokoh, dan lain sebagainya.
h. Dare to be Assertive; Berani untuk bilang ‘tidak’
Ini adalah selera Anda untuk mengatur kapan harus bilang ya, dan kapan harus bilang tidak. Intinya adalah dengan mengatakan tidak pada hal yang tidak urgent dan tidak penting, Anda bisa mengalokasikan waktu untuk kegiatan lain agar lebih seimbang dan tidak membuang waktu Anda.
i. Do it Now !! Don’t Procrastinate Your Activity !
Inilah prinsip terakhir yang juga paling penting. Aspek action dari segala planning yang akan mewujudkan cita-cita Anda. Lakukan semua yang telah Anda rencanakan, selesaikan tugas yang terdata di to-do list Anda. Manfaatkan waktu luang, dan hindari menunda-nunda pekerjaan, sebelum pekerjaan Anda menumpuk dan membuat Anda bingung sendiri.
3. Langkah-langkah manajemen waktu
Membuat komitmen untuk mengontrol waktumu merupakan langkah pertama bagi manajemen waktu yang sukses. Langkah selanjutnya adalah merencanakan dan memrioritaskan waktu dengan menuliskan tujuan hidup. Manajemen waktu secara tertulis tidak hanya membuat rencana lebih efektif, namun juga akan memperdalam komitmen terhadap tujuan. Secara ideal, seharusnya hanya mempunyai satu sistem perencanaan waktu yang mengikat elemen-elemen berikut ini secara bersama :
a. Gunakan Pensil
Jika kita ingin menjadwal hidup kita, lupakan bolpoint atau sesuatu yang bertinta. Kita akan membuat perubahan-perubahan dalam perencanaan karena itu sebuah pensil dapat lebih menolong membuat perubahan tersebut tanpa bersusah paya mencari tip-ex. penggunaan pensil akan menolong untuk tetap fleksibel saat kita merencanakan waktu. Hidup bisa jadi tak terprediksi dan mengubah-ubah.
b. Gunakan Kalender
Sebuah kalender memberimu pAndangan ke depan yang luas dari seluruh komitmenmu belajar, dakwah, keluarga, pribadi, komunitas dan sosial. Masukan janji baru, kejadian, pertemuan, deadline suatu pekerjaan, juga tanggal ketika kamu merencanakan untuk memulai sesuatu dengan baik. Untuk menghindari terlalu banyak penjadwalan, pastikan kalendermu siap diakses setiap waktu, ketika di sekolah atau di kampus, rumah, dan ketika dalam perjalanan.
c. Rencanakan Akativitas Mingguan Anda
Luangkan waktu seminggu sekali untuk menjadwalkan janji, komitmen belajar, tugas, waktu pribadi, waktu keluarga, dan lain-lainnya dalam perencanaan satu minggu ke depan. Bermurah hatilah dalam estimasi waktu untuk penyelesaian tugas dan rancanglah deadline yang layak. Berpikir realistislah mengenai waktu.
d. Buatlah daftar kerja harian Anda
Sebuah daftar kerja bisa jadi sangat bernilai untuk menolong kita mengendalikan waktu, tentu di samping sebuah kalender. Sebuah daftar kerja memberi pAndangan sekilas terhadap apa saja yang kita butuhkan.
Orang lain merasa bahwa daftar kerja merupakan pembuangan waktu yang tidak efisien. Tapi, jika digunakan secara benar, daftar kerja ini mampu :
1. Meminimalisasi kebingungan karena adanya pengkategorian prioritas kegiatan serta jelasnya tujuan akhir
2. Menjaga acara-acara kurang penting yang senantiasa harus diwaspadai
3. Meningkatkan kemampuan Anda dalam mengingat karena ketika kamu harus menuliskan segala seuatu, pikiran Anda pun akan aktif bekerja
4. Menolong Anda memrioritaskan aktivitas.
Seorang pemikir pernah menyatakan ada 10 hal yang bisa membuat kita kehilangan waktu, yaitu:
1. Telepon
2. Konflik
3. Penangguhan
4. Tak menemukan apa yang dicari
5. Ingin segalanya sempurna
6. Pertemuan
7. Urutan kegiatan yang terbalik
8. Gangguan
9. Interupsi
10. Kertas kerja yang kecil-kecil
Terlihat seperti hal yang sederhana dari 10 hal di atas dan sering beberapa hal yang tidak sengaja atau disadari kita telah melakukannya setiap hari. Ketika kita konsentrasi bekerja tiba-tiba ada kawan kita yang telepon dan karena terlalu asik berbincang hingga kita lupa waktu, atau tanpa sengaja kita selalu menulis catatan yang penting di kertas yang kecil atau di lembar-lembar yang berbeda sehingga ketika kita memerlukannya membutuhkan waktu untuk mencarinya.
APAKAH KITA PERLU OPTIMIS ?
Apakah Anda orang yang optimis ? Ada sebuah test kuno untuk menguji apakah seseorang itu optimis atau pesimis. Berikan padanya gelas berisi air separuh. Tanyakan apa yang ia lihat. Orang optimis akan menjawab gelas itu “setengah penuh” ; orang pesimis akan menjawab, “setengah kosong”.
Atau, berikan dia sebuah kue donat. Orang optimis melihat donatnya. Sedangkan orang pesimis memperlihatkan lubang di tengah donat. Atau dalam bahasa puisi Kahlil Gibran,”Orang optimis melihat mawar bukan durinya ; orang pesimis memandang duri, melupakan mawarnya.” Mungkin cara ini terlalu sederhana karena optimisme bukan sekedar pernyataan namun lebih merupakan cara pandang dan sikap.
Apakah optimis itu ? Pada umumnya optimis dimengerti sebagai keyakinan bahwa apa yang terjadi sekarang adalah baik, dan masa depan akan memberikan harapan yang kita angankan. Meski sedang menghadapi kesulitan, optimis tetap yakin bahwa kesulitan itu baik bagi pengembangan diri, dan di balik itu pasti ada kesempatan untuk mencapai harapan. Winston Churchill pernah berkata,” Orang pesimis melihat kesulitan di setiap kesempatan, sedangkan orang optimis melihat kesempatan di setiap kesulitan.”
Secara fisik, orang optimis seringkali tampil dalam keadaan tubuh sehat, bugar, ceria dan menebarkan senyum, karena mereka yakin hidup ini abik dan apa pun yang terjadi tak perlu menyurutkan kebahagian dirinya. Pada pekerjaan, orang optimis melihat tak ada kesulitan yang tak bisa diatasi.
Motto mereka, “ Yes I can.” Dalam dirinya, orang optimis menumbuhkan motivasi yang melahirkan kegigihan berusaha, karena itu mereka yakin masa depan akan cerah.”Saya akan meraih sukses,” demikian kata mereka. Sedangkan para pesimis digambarkan dengan wajah murung, penuh keluh kesah, suasana jiwa tertekan dan masa depan yang suram. “Segalanya sulit dan tak bermanfaat. Kita tak mungkin berhasil.” Kira-kira begitulah apa yang dikatakan pesimis. Dengan membandingkan dua hal tersebut, tak heran bila pola pikir optimis menjadi salah satu bagian proses pengembangan diri seseorang, baik sebagai pribadi atau professional.
Optimis berasal dari bahasa latin,” Optimus”, yang berarti “the best”, yang terbaik. Optimisme, menurut Leibniz, adalah suatu doktrin yang menyatakan bahwa dunia sekarang ini adalah dunia yang terbaik dari kemungkinan-kemungkinan yang ada (the best of all possible worlds).
Optimisme adalah keyakinan dan harapan yang ingin diraih. Mungkin diantara kita sudah sering mendengar atau membaca slogan-slogan yang memotivasi kita. Orang lain bisa tentu kita juga bisa. Tidak ada persoalan yang tidak ada jalan keluarnya. Kegagalan adalah pintu gerbang menuju keberhasilan. Kata-kata mutiara atau slogan ini kalau diresapi dan dilaksanakan dengan sepenuh hati akan menjadi mesin motivator yang dahsyat untuk menatap masa depan yang gemilang.
Pengalaman orang-orang sukses adalah orang-orang yang selalu yakin dan percaya bahwa mereka bahwa mereka akan mencapai tujuan yang diinginkannya dalam hidup ini. Sekali tujuan ditetapkan mereka akan mengerahkan segala energy dan upayanya untuk meraih cita-citanya. Jatuh bangun dalam mengejar cita-cita dianggap sebagai variasi dalam hidupnya.
Dan yang terpenting mereka teap focus pada apa yang dicita-citakan dan pantang menyerah sebelum semuanya itu tercapai. Pengalaman dari Thomas Alfa Edison menunjukkan kegigihan dia dalam menemukan lampu pijar setelah sampai 10.000 kali percobaan akhirnya dia berhasil. Keuletan dan ketekunan semangat pantang menyerah akan menuai keberhasilan.
Membangun optimism adalah kekuatan dahsyat yang akan menggiring kita untuk meraih apa yang kita inginkan. Paling tiak rasa opitimis membuat kita nyaman dalam melangkah. Perlu diingat bahwa untuk menuju suatu tempat dimulai dari satu langkah kita. Demikian pula untuk mewujudkan kesuksesan juga dimulai dari sata langkah yaitu optimis. Permsalahannya adalah bagaimana dapat mematrikan rasa optimism dalam segala perbuatan dan tindakan yang kita lakukan.
Tentu, ada beberapa catatan yang bisa kita rujuk untuk membangun rasa optimisme tersebut.
1. Tumbuhkan semangat kalau orang lain bisa kitapun juga bisa.
2. Jangan memandang remeh diri sendiri atau kalah sebelum bertanding. Sering kita dengar keluhan seseorang yang gagal menyalahkan diri sendiri karena orang lain lebih pintar sehingga berhasil.
3. Kita harus yakin dan percaya bahwa setiap usaha keras yang kita lakukan sepanjang berada di jalan yang benar pasti akan mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.
4. Selalu berpikir positif bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
5. Tumbuhkan semangat pantang menyerah.
6. Dukungan keluarga perlu ditingkatkan
Enam tips diatas kalau kita jalankan dengan sungguh-sungguh akan membawa kita menjadi pribadi yang tangguh dan tidak mudah menyerah. Dengan demikian akan berhasil membawa kita pada setiap tujuan yang Anda inginkan, semoga…
Atau, berikan dia sebuah kue donat. Orang optimis melihat donatnya. Sedangkan orang pesimis memperlihatkan lubang di tengah donat. Atau dalam bahasa puisi Kahlil Gibran,”Orang optimis melihat mawar bukan durinya ; orang pesimis memandang duri, melupakan mawarnya.” Mungkin cara ini terlalu sederhana karena optimisme bukan sekedar pernyataan namun lebih merupakan cara pandang dan sikap.
Apakah optimis itu ? Pada umumnya optimis dimengerti sebagai keyakinan bahwa apa yang terjadi sekarang adalah baik, dan masa depan akan memberikan harapan yang kita angankan. Meski sedang menghadapi kesulitan, optimis tetap yakin bahwa kesulitan itu baik bagi pengembangan diri, dan di balik itu pasti ada kesempatan untuk mencapai harapan. Winston Churchill pernah berkata,” Orang pesimis melihat kesulitan di setiap kesempatan, sedangkan orang optimis melihat kesempatan di setiap kesulitan.”
Secara fisik, orang optimis seringkali tampil dalam keadaan tubuh sehat, bugar, ceria dan menebarkan senyum, karena mereka yakin hidup ini abik dan apa pun yang terjadi tak perlu menyurutkan kebahagian dirinya. Pada pekerjaan, orang optimis melihat tak ada kesulitan yang tak bisa diatasi.
Motto mereka, “ Yes I can.” Dalam dirinya, orang optimis menumbuhkan motivasi yang melahirkan kegigihan berusaha, karena itu mereka yakin masa depan akan cerah.”Saya akan meraih sukses,” demikian kata mereka. Sedangkan para pesimis digambarkan dengan wajah murung, penuh keluh kesah, suasana jiwa tertekan dan masa depan yang suram. “Segalanya sulit dan tak bermanfaat. Kita tak mungkin berhasil.” Kira-kira begitulah apa yang dikatakan pesimis. Dengan membandingkan dua hal tersebut, tak heran bila pola pikir optimis menjadi salah satu bagian proses pengembangan diri seseorang, baik sebagai pribadi atau professional.
Optimis berasal dari bahasa latin,” Optimus”, yang berarti “the best”, yang terbaik. Optimisme, menurut Leibniz, adalah suatu doktrin yang menyatakan bahwa dunia sekarang ini adalah dunia yang terbaik dari kemungkinan-kemungkinan yang ada (the best of all possible worlds).
Optimisme adalah keyakinan dan harapan yang ingin diraih. Mungkin diantara kita sudah sering mendengar atau membaca slogan-slogan yang memotivasi kita. Orang lain bisa tentu kita juga bisa. Tidak ada persoalan yang tidak ada jalan keluarnya. Kegagalan adalah pintu gerbang menuju keberhasilan. Kata-kata mutiara atau slogan ini kalau diresapi dan dilaksanakan dengan sepenuh hati akan menjadi mesin motivator yang dahsyat untuk menatap masa depan yang gemilang.
Pengalaman orang-orang sukses adalah orang-orang yang selalu yakin dan percaya bahwa mereka bahwa mereka akan mencapai tujuan yang diinginkannya dalam hidup ini. Sekali tujuan ditetapkan mereka akan mengerahkan segala energy dan upayanya untuk meraih cita-citanya. Jatuh bangun dalam mengejar cita-cita dianggap sebagai variasi dalam hidupnya.
Dan yang terpenting mereka teap focus pada apa yang dicita-citakan dan pantang menyerah sebelum semuanya itu tercapai. Pengalaman dari Thomas Alfa Edison menunjukkan kegigihan dia dalam menemukan lampu pijar setelah sampai 10.000 kali percobaan akhirnya dia berhasil. Keuletan dan ketekunan semangat pantang menyerah akan menuai keberhasilan.
Membangun optimism adalah kekuatan dahsyat yang akan menggiring kita untuk meraih apa yang kita inginkan. Paling tiak rasa opitimis membuat kita nyaman dalam melangkah. Perlu diingat bahwa untuk menuju suatu tempat dimulai dari satu langkah kita. Demikian pula untuk mewujudkan kesuksesan juga dimulai dari sata langkah yaitu optimis. Permsalahannya adalah bagaimana dapat mematrikan rasa optimism dalam segala perbuatan dan tindakan yang kita lakukan.
Tentu, ada beberapa catatan yang bisa kita rujuk untuk membangun rasa optimisme tersebut.
1. Tumbuhkan semangat kalau orang lain bisa kitapun juga bisa.
2. Jangan memandang remeh diri sendiri atau kalah sebelum bertanding. Sering kita dengar keluhan seseorang yang gagal menyalahkan diri sendiri karena orang lain lebih pintar sehingga berhasil.
3. Kita harus yakin dan percaya bahwa setiap usaha keras yang kita lakukan sepanjang berada di jalan yang benar pasti akan mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.
4. Selalu berpikir positif bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
5. Tumbuhkan semangat pantang menyerah.
6. Dukungan keluarga perlu ditingkatkan
Enam tips diatas kalau kita jalankan dengan sungguh-sungguh akan membawa kita menjadi pribadi yang tangguh dan tidak mudah menyerah. Dengan demikian akan berhasil membawa kita pada setiap tujuan yang Anda inginkan, semoga…
MENJADI PRIBADI YANG PERCAYA DIRI !!! SEPERTI APA ?
Percaya diri adalah bagian dari alam bawah sadar dan tidak terpengaruh oleh argumentasi yang rasional. Ia hanya terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat emosional dan perasaan. Maka untuk membangun percaya diri diperlukan alat yang sama, yaitu emosi, perasaan dan imajinasi.
Emosi, perasaan dan imajinasi yang positif akan meningkatkan rasa percaya diri. Sebaliknya emosi, perasaan dan imajinasi yang negative akan menurunkan rasa percaya diri. Bagiamana caranya supanya diri kita selalu dikelilingi oleh energi positif yang maksimum ?
Simak kiat-kia berikut ini :
1. Menghilangkan pengaruh negative
Sejak lahi dan sepanjang hidup kita mengalami ransangan positif dan negative dari lingkungan silih berganti. Orang yang sepanjang hidupnya menerima rangsangan negative relative akan memiliki kadar percaya diri yang rendah. Rangsangan negative dapat berasal dari lingkungan keluarga, masyarakat sekitar, kantor atau lingkungan pekerjaan, sekolah dan sebagainya.
Apabila kita terperangkap dalam suatu kondisi hubungan antar manusia yang sangat buruk, segera cari solusin. Cara pertama adalah dengan berdamai atau berkompromi dengan lingkungan. Terima kondisi dengan ikhlas. Tapi kalau tidak membawa hasil positif, lebih baik keluar saja dari lingkungan tersebut apaun resikonya.
2. Pengakuan dan Penghargaan
Pengakuan dan penghargaan orang lain terhadap keberadaan, perbuatan atau prestasi kita, akan sangat meningkatkan rasa percaya diri. Masalahnya tidak banyak orang lain yang melakukan hal itu. Hanya orang-orang positif yang mau melakukan hal itu.
Solusinya adalah bergabunglah dengan kelompok orang-orang yang positif. Cara lain, kita bisa memulai dengan melakukan pengakuan dan penghargaan pada diri kita sendiri. Sekecil apapun perbuatan positif yang kita lakukan, akui dalam diri kita, atau beri hadiah kecil-kecilan.
3. Pujian
Sama seperti halnya pengakuan, pujian dapat meningkatkan rasa percaya diri kita. Siapa yang tidak senang kalau ada yang memuji penampilan, kepintaran atau keahlian kita. Pujian pun jarang diberikan pada lingkungan orang yang meyoritas berpikiran negative.
4. Memanjakan diri
Memanjakan diri itu penting dan perlu. Karena dengan begitu, kita akan merasa sebagai manusia yang berharga dan bisa menghargai orang lain.
5. Beranggapan baik terhadap diri sendiri
Ini cara yang paling mudah untuk meningkatkan percaya diri kita, karena dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.
6. Dapatkan input positif melalui panca indra
Input positif dapat diperoleh lewat kisah-kisah heroik, kisah sukses, kisah yang motivatif dan emosional dari tokoh atau pebisnis yang sukses. Kisah-kisah tersebut dapat memotivasi kita untuk berpikir dan bertindak positif. Kita bisa mendapatkan input tersebut dari buku, kaset dan tv.
7. Biasakan bersikap positif
Mulailah bersikap positif dari diri sendiri dengan melakukannya pada kehidupan sehari-hari. Pastikan memori kita hanya menyimpan peristiwa positif. Pandang orang lain secara imbang dengan diri kita. Selalu berbuat jujur. Dan tunjukan bahwa kita memang punya rasa percaya diri.
Bagi yang merasa kurang PD, berikut ini ada beberapa tips yang dapat dilakukan :
1. Berdiri tegak
Langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah merubah penampilan, berdirilah yang tegak, busungkan dada dan coba tampillah sempurna. Pokoknya jangan sampai kelihatan lecek dech, soalnya penamplan seseorang akan menentukan penilaian orang lain, buatlah kesan pertama begitu menggoda selanjutnya terserah Anda..
2. Besikap Asertif
Mulai sekarang cobalah merubah sikap, jadilah orang yang ahu kapan harus berkata tidak dan kapan berkata ya. Coba sekali-kali untuk tidak terlalu membayangkan orang lain akan berkomentar apa tentang diri kamu. Dan jangan takut bikin perubahaan.
3. Obyektif Menilai Diri Sendiri
No body’s perfect, nggak ada orang lain di dunia ini yang sempurna, dan nggak ada juga orang di dunia ini yang benar-benar nggak berguna. Karenanya jujurlah menilai diri sendiri, jangan selalu menganggap dirimu tidak mampu dan orang lain selalu lebih unggul. Semuanya sama meski punya keahlian yang berbeda, jadi buat apa minder…? Nggak ada untungnya.
4. Buat Rasa Takut
Biasanya orang yang gak pede selalu kesulitan untuk mengungkapkan siapa dirinya pada orang lain. Cara mudah untuk berani menghadapi orang lain adalah menatap lawan bicara kita, tapi jangan memandanginya. Menatap lain dengan memandang, kalau memandang biasanya kamu memperhatikan lawan bicaramu, bagaiman cara bicaranya, bagaimana mimic wajahnya. Boleh saja seperti itu asal jangan kelewatan, apalagi kalo sampai ngiler nggak karuan.
5. Sedikit Basa Basi
Cobalah untuk bersikap basa basi, tapi jangan sampai basi beneran karena akan membosankan. Tidak semuanya basa-basi itu jelek kok, untuk meningkatkan rasa percaya diri kamu boleh juga mencobanya.
6. Bicaralah yang Lugas
Salah satu cirri orang yang kurang pede adalah tidak beicara secara lugas, selalu muter. Dan biasanya terlalu banyak berkata, saya akan eeeee, anu, saya kana nu….”
SELAMAT MENCOBA !
Emosi, perasaan dan imajinasi yang positif akan meningkatkan rasa percaya diri. Sebaliknya emosi, perasaan dan imajinasi yang negative akan menurunkan rasa percaya diri. Bagiamana caranya supanya diri kita selalu dikelilingi oleh energi positif yang maksimum ?
Simak kiat-kia berikut ini :
1. Menghilangkan pengaruh negative
Sejak lahi dan sepanjang hidup kita mengalami ransangan positif dan negative dari lingkungan silih berganti. Orang yang sepanjang hidupnya menerima rangsangan negative relative akan memiliki kadar percaya diri yang rendah. Rangsangan negative dapat berasal dari lingkungan keluarga, masyarakat sekitar, kantor atau lingkungan pekerjaan, sekolah dan sebagainya.
Apabila kita terperangkap dalam suatu kondisi hubungan antar manusia yang sangat buruk, segera cari solusin. Cara pertama adalah dengan berdamai atau berkompromi dengan lingkungan. Terima kondisi dengan ikhlas. Tapi kalau tidak membawa hasil positif, lebih baik keluar saja dari lingkungan tersebut apaun resikonya.
2. Pengakuan dan Penghargaan
Pengakuan dan penghargaan orang lain terhadap keberadaan, perbuatan atau prestasi kita, akan sangat meningkatkan rasa percaya diri. Masalahnya tidak banyak orang lain yang melakukan hal itu. Hanya orang-orang positif yang mau melakukan hal itu.
Solusinya adalah bergabunglah dengan kelompok orang-orang yang positif. Cara lain, kita bisa memulai dengan melakukan pengakuan dan penghargaan pada diri kita sendiri. Sekecil apapun perbuatan positif yang kita lakukan, akui dalam diri kita, atau beri hadiah kecil-kecilan.
3. Pujian
Sama seperti halnya pengakuan, pujian dapat meningkatkan rasa percaya diri kita. Siapa yang tidak senang kalau ada yang memuji penampilan, kepintaran atau keahlian kita. Pujian pun jarang diberikan pada lingkungan orang yang meyoritas berpikiran negative.
4. Memanjakan diri
Memanjakan diri itu penting dan perlu. Karena dengan begitu, kita akan merasa sebagai manusia yang berharga dan bisa menghargai orang lain.
5. Beranggapan baik terhadap diri sendiri
Ini cara yang paling mudah untuk meningkatkan percaya diri kita, karena dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.
6. Dapatkan input positif melalui panca indra
Input positif dapat diperoleh lewat kisah-kisah heroik, kisah sukses, kisah yang motivatif dan emosional dari tokoh atau pebisnis yang sukses. Kisah-kisah tersebut dapat memotivasi kita untuk berpikir dan bertindak positif. Kita bisa mendapatkan input tersebut dari buku, kaset dan tv.
7. Biasakan bersikap positif
Mulailah bersikap positif dari diri sendiri dengan melakukannya pada kehidupan sehari-hari. Pastikan memori kita hanya menyimpan peristiwa positif. Pandang orang lain secara imbang dengan diri kita. Selalu berbuat jujur. Dan tunjukan bahwa kita memang punya rasa percaya diri.
Bagi yang merasa kurang PD, berikut ini ada beberapa tips yang dapat dilakukan :
1. Berdiri tegak
Langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah merubah penampilan, berdirilah yang tegak, busungkan dada dan coba tampillah sempurna. Pokoknya jangan sampai kelihatan lecek dech, soalnya penamplan seseorang akan menentukan penilaian orang lain, buatlah kesan pertama begitu menggoda selanjutnya terserah Anda..
2. Besikap Asertif
Mulai sekarang cobalah merubah sikap, jadilah orang yang ahu kapan harus berkata tidak dan kapan berkata ya. Coba sekali-kali untuk tidak terlalu membayangkan orang lain akan berkomentar apa tentang diri kamu. Dan jangan takut bikin perubahaan.
3. Obyektif Menilai Diri Sendiri
No body’s perfect, nggak ada orang lain di dunia ini yang sempurna, dan nggak ada juga orang di dunia ini yang benar-benar nggak berguna. Karenanya jujurlah menilai diri sendiri, jangan selalu menganggap dirimu tidak mampu dan orang lain selalu lebih unggul. Semuanya sama meski punya keahlian yang berbeda, jadi buat apa minder…? Nggak ada untungnya.
4. Buat Rasa Takut
Biasanya orang yang gak pede selalu kesulitan untuk mengungkapkan siapa dirinya pada orang lain. Cara mudah untuk berani menghadapi orang lain adalah menatap lawan bicara kita, tapi jangan memandanginya. Menatap lain dengan memandang, kalau memandang biasanya kamu memperhatikan lawan bicaramu, bagaiman cara bicaranya, bagaimana mimic wajahnya. Boleh saja seperti itu asal jangan kelewatan, apalagi kalo sampai ngiler nggak karuan.
5. Sedikit Basa Basi
Cobalah untuk bersikap basa basi, tapi jangan sampai basi beneran karena akan membosankan. Tidak semuanya basa-basi itu jelek kok, untuk meningkatkan rasa percaya diri kamu boleh juga mencobanya.
6. Bicaralah yang Lugas
Salah satu cirri orang yang kurang pede adalah tidak beicara secara lugas, selalu muter. Dan biasanya terlalu banyak berkata, saya akan eeeee, anu, saya kana nu….”
SELAMAT MENCOBA !
SUDAHKAH KALIAN DEWASA ?
Tingkat kedewasaan seseorang tidak selalu berbanding lurus dengan usianya. Mereka yang lebih tua belum tentu lebih dewasa. Lalu, bagaimana mengukur tingkat kedewasaan seseorang ?
Ada beberapa aspek yang bisa dijadikan ukuran untuk menilai tingkat kedewasaan seseorang :
1. Intelektual
Dari segi ini kita dikatakan dewasa dilihat dari kemampuan kita membentuk pendirian. Artinya, kita punya pendirian atau prinsip yang jelas sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh situasi yang menuntut kita untuk bersikap .
Tapi, tetap memperhatikan pendapat orang lain walaupun tidak bersandar pada pendapat itu. Kemampuan mengambil keputusan sendiri dengan tegas dan bebas berdasarkan bukti, alasan nyata dan nasihat baik dari orang lain, serta tertanggung jawab dengan segala keputusan kita. Tidak bingung kalau ada masalah, tapi dianalisis sebab-sebabnya sehingga bisa dicari kemungkinan-kemungkinan penyelesaiannya.
2. Emosional
Kita dikatakan sebagai orang dewasa secara emosional ditandai dengan kemampuan menerima emosi dan menguasainya secara wajar. Artinya, apapun emosi yang sedang kita alami, kita tetap bisa menguasai dan mengelolanya dengan baik.
Tidak dipengaruhi rasa takut dan gelisah. Kita bisa mengintrol emosi sehingga tidak merugikan orang lain. Dari sini dapat dilihat bahwa orang dewasa juga punya kecerdasan emosi yang cukup tinggi.
3. Sosial
Kedewasaan kita dari segi sosial tampak dari keterbukaan terhadap orang lain. Sanggup membuat persahabatan. Tidak bergantung kepada siapa pun, tetapi bukan berarti kita tidak butuh orang lain.
Kita bisa menyesuaikan diri dan hormat dengan hukum, kebiasaan dan adat istiadat masyarakat di mana pun kita berada.
4. Moral
Dari segi moral dapat dilihat dari kesetiaan kita pada asas-asas moral dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Umumnya semakin dewasa diri kita, akan semakin mementingkan orang lain daripada diri sendiri.
5. Spiritual
Kedewasaan dari segi ini bisa dilihat dari cara berkeyakinan yang tidak sempit. Kita mampu bergaul dan membina hubungan baik dengan orang-orang yang keyakinannya berbeda dari diri kita. Kalau sudah mencapai hal itu, kita mampu mencintai orang lain tanpa batas-batas agama, ras, suku atau golongan.
Lalu, apakah seseorang yang disebut dewasa kemudian meninggalkan segala bentuk keceriaan, dan kegairahan hidup ? Tentu saja tidak. Orang dewasa tidak harus selalu bersikap seriut.
Adakalanya orang dewasa juga bersikap jahil dan senang bercanda untuk memecah kebekuan atau menurunkan ketegangan.
Penghamat kedewasaan
Kedewasaan tidak selalu berhubungan dengan umur. Kadang ada orang yang umurnya boleh dibilang tua, tapi sikapnya masih kekanak-kanakan, suka menang sendiri, emosian dan enggak mau kalah. Tapi, ada yang sebaliknya walaupun usianya masih muda, dia mampu menjadi panutan teman-temannya.
Kedewasaan adalah proses perkembangan kepribadian. Karena proses, jadi nggak bisa instant. Tidak bisa hanya dengan berdandan ala orang dewasa terus jadi orang dewasa. Kedewasaan itu lebih ke sikap kita dalam menghadapi apa pun. Memang sih, mestinya yang umurnya lebih banyak dia akan lebih dewasa karena sudah mengalami banyak haldalam hidup dan lebih banyak belajar dari pengalaman.
Tapi nyatanya tidak selalu begitu, ini karena pendewasaan dalam prosesnya bisa mengalami kemajuan, mandek bahkan mundur. Orang yang selalu belajar dari pengalaman dan suka intropeksi diri biasanya proses kedewasaannya makin maju. Artinya, makin hari ia makin tumbuh menjadi manusia yang lebih bijaksana. Sebaliknya, orang yang cepat merasa puas sehingga marasa tidak perlu belajar lagi, manja, tidak mau dikritik dan selalu lari dari masalah akan mengalami hambatan dalam proses pendewasaannya.
Ciri paling mencolok dari orang yang tidak dewasa adalah egoisme yang tinggi. Artinya, selalu mementingkan diri sendiri tanpa melihat kepentingan orang lain. Latihan pertama untuk menjadi dewasa adalah berlatih untuk mengurangi sifat egois kita.
Latihan selanjutnya adalah belajar untuk menerima diri sendiri apa adanya. Pada dasarnya orang menjadi egois karena ia tidak mampu untuk menerima dirinya sendiri apa adanya. Jadi, contoh eksplor diri sendiri kekurangan dan kelebihannya. Terimalah apa pun yang ada pada diri sendiri. Hanya dengan menerima diri sendiri apa adanya, kita akan mampu bersikap terbuka pada orang lain.
Mencintai semua yang ada dalam diri kita sendiri merupakan dasar untuk bisa mencintai semua manusia. Kalau kita mampu mencintai semua manusia apa adanya, itu berarti kita telah sampai di “puncak kedewasaan”.
Kuncinya adalah belajar…. Berlatih…. Belajar…. Berlatih teruuuuuuuuuuuuus !
Ada beberapa aspek yang bisa dijadikan ukuran untuk menilai tingkat kedewasaan seseorang :
1. Intelektual
Dari segi ini kita dikatakan dewasa dilihat dari kemampuan kita membentuk pendirian. Artinya, kita punya pendirian atau prinsip yang jelas sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh situasi yang menuntut kita untuk bersikap .
Tapi, tetap memperhatikan pendapat orang lain walaupun tidak bersandar pada pendapat itu. Kemampuan mengambil keputusan sendiri dengan tegas dan bebas berdasarkan bukti, alasan nyata dan nasihat baik dari orang lain, serta tertanggung jawab dengan segala keputusan kita. Tidak bingung kalau ada masalah, tapi dianalisis sebab-sebabnya sehingga bisa dicari kemungkinan-kemungkinan penyelesaiannya.
2. Emosional
Kita dikatakan sebagai orang dewasa secara emosional ditandai dengan kemampuan menerima emosi dan menguasainya secara wajar. Artinya, apapun emosi yang sedang kita alami, kita tetap bisa menguasai dan mengelolanya dengan baik.
Tidak dipengaruhi rasa takut dan gelisah. Kita bisa mengintrol emosi sehingga tidak merugikan orang lain. Dari sini dapat dilihat bahwa orang dewasa juga punya kecerdasan emosi yang cukup tinggi.
3. Sosial
Kedewasaan kita dari segi sosial tampak dari keterbukaan terhadap orang lain. Sanggup membuat persahabatan. Tidak bergantung kepada siapa pun, tetapi bukan berarti kita tidak butuh orang lain.
Kita bisa menyesuaikan diri dan hormat dengan hukum, kebiasaan dan adat istiadat masyarakat di mana pun kita berada.
4. Moral
Dari segi moral dapat dilihat dari kesetiaan kita pada asas-asas moral dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Umumnya semakin dewasa diri kita, akan semakin mementingkan orang lain daripada diri sendiri.
5. Spiritual
Kedewasaan dari segi ini bisa dilihat dari cara berkeyakinan yang tidak sempit. Kita mampu bergaul dan membina hubungan baik dengan orang-orang yang keyakinannya berbeda dari diri kita. Kalau sudah mencapai hal itu, kita mampu mencintai orang lain tanpa batas-batas agama, ras, suku atau golongan.
Lalu, apakah seseorang yang disebut dewasa kemudian meninggalkan segala bentuk keceriaan, dan kegairahan hidup ? Tentu saja tidak. Orang dewasa tidak harus selalu bersikap seriut.
Adakalanya orang dewasa juga bersikap jahil dan senang bercanda untuk memecah kebekuan atau menurunkan ketegangan.
Penghamat kedewasaan
Kedewasaan tidak selalu berhubungan dengan umur. Kadang ada orang yang umurnya boleh dibilang tua, tapi sikapnya masih kekanak-kanakan, suka menang sendiri, emosian dan enggak mau kalah. Tapi, ada yang sebaliknya walaupun usianya masih muda, dia mampu menjadi panutan teman-temannya.
Kedewasaan adalah proses perkembangan kepribadian. Karena proses, jadi nggak bisa instant. Tidak bisa hanya dengan berdandan ala orang dewasa terus jadi orang dewasa. Kedewasaan itu lebih ke sikap kita dalam menghadapi apa pun. Memang sih, mestinya yang umurnya lebih banyak dia akan lebih dewasa karena sudah mengalami banyak haldalam hidup dan lebih banyak belajar dari pengalaman.
Tapi nyatanya tidak selalu begitu, ini karena pendewasaan dalam prosesnya bisa mengalami kemajuan, mandek bahkan mundur. Orang yang selalu belajar dari pengalaman dan suka intropeksi diri biasanya proses kedewasaannya makin maju. Artinya, makin hari ia makin tumbuh menjadi manusia yang lebih bijaksana. Sebaliknya, orang yang cepat merasa puas sehingga marasa tidak perlu belajar lagi, manja, tidak mau dikritik dan selalu lari dari masalah akan mengalami hambatan dalam proses pendewasaannya.
Ciri paling mencolok dari orang yang tidak dewasa adalah egoisme yang tinggi. Artinya, selalu mementingkan diri sendiri tanpa melihat kepentingan orang lain. Latihan pertama untuk menjadi dewasa adalah berlatih untuk mengurangi sifat egois kita.
Latihan selanjutnya adalah belajar untuk menerima diri sendiri apa adanya. Pada dasarnya orang menjadi egois karena ia tidak mampu untuk menerima dirinya sendiri apa adanya. Jadi, contoh eksplor diri sendiri kekurangan dan kelebihannya. Terimalah apa pun yang ada pada diri sendiri. Hanya dengan menerima diri sendiri apa adanya, kita akan mampu bersikap terbuka pada orang lain.
Mencintai semua yang ada dalam diri kita sendiri merupakan dasar untuk bisa mencintai semua manusia. Kalau kita mampu mencintai semua manusia apa adanya, itu berarti kita telah sampai di “puncak kedewasaan”.
Kuncinya adalah belajar…. Berlatih…. Belajar…. Berlatih teruuuuuuuuuuuuus !
Subscribe to:
Comments (Atom)